![]() |
Aurellia aurita |
Seperti biasa, aksara-aksara bisu berjejer dalam kalimat-kalimat yang menjadi wakil suara hati ini. Sejak tadi, degupan jantungku selaksa ritme yang terlepas dari baloknya. Suaranya dag dug dag berlomba-lomba, bak ombak yang menggulung-gulung ketepian, lalu menerpa batu karang. Ada yang menyentuh perasaanku, seperti karangan bunga yang bermekaran dan mengindahkan setiap sudut pandangku. Kembali rasa itu menghanyutkanku dan tiada kuasa bagiku berpegang pada teguh di bantaran danau suka cita yang tercipta karena ada-nya.
Aku terkesiap, diam dan seperti melayang. Ketika jari-jari itu mengisi ruas-ruas jemariku. Ada yang menahan kedipan mataku, entah itu apa. Aku tidak tahu. Seperti sebuah hal kecil yang menjalar dalam akson-aksonku, dan membiarkanku merasakannya hingga saat ini. Ah, mengapa dia seperti merasukiku, menempati ruang yang benar-benar terkunci rapat oleh kesetiaanku. Mengapa dia begitu cepat melangkahkan kakinya ke arahku? Kenapa dia mempertemukan pandanganku pun matanya? Mengapa dia dan bagaimana mungkin bisa?
Dia tiba-tiba tanpa kuminta, tanpa kutegur, tanpa kucaci, tanpa kusengaja. Dia mungkinkah cinta? Ah... Siapa yang kan menjawab tanyaku?!
Jari-jari yang berpegangan itu menyerupai tentakel ubur-ubur yang konon menjadi simbol ikatan dua ubur-ubur yang saling mencintai. Benarkah? Aku sama tak tahu. Ruas-ruas jariku telah ditutupinya, melindungi dari dingin yang menusuk-nusuk hingga ke tulang. Tiada celah, pun angin terhalang oleh jemari mungilnya. Lalu, bisakah kukatakan aku bahagia? Karena sungguh, aku bahagia.
"Jangan! Jangan lepaskan genggaman itu. Jangan biarkan jari-jariku tak sempurna. Sebab, aku kini bahagia."
Kata-kata itu ingin kulontarkan sedemikian rupa, agar bisa dia dengarkan perlahan. Meski angin mendesahkan ketidaksukaannya. Walau hujan menunjukkan kecemburuannya, malam tak berbintang semakin resah, pun dunia dan isinya menentang. Ah, aku bahagia. Dengarlah!
24 Januari 2014
0 Response to "Tentakel Aurellia aurita (Ubur-ubur)"
Post a Comment