Kertas Bisu Berlumur Dosa
Pikiranku melanglang jauh di semesta tak terukur, jiwaku terhempas menjadi pecandu di dunia yang tak berdimensi; terhunus terik di padang tandus. Mengenang pijakan yang semena-mena mengantarku di pusaran tak bertuan, mengejar lakon yang bersembunyi; Dialah tuan di atas tuan. Mencari antariksa diantara gurun-gurun yang membentang, seperti sebuah akhir dari perjalanan. Menghalau segala risau, menyisihkan resah juga gelisah. Menepis rindu yang menyesakkan dada; rasa yang mungkin tak terbaca.
Penaku menari mengikuti irama hati, tertulis cerita dari deretan aksara bisu; terekam sebagai kenangan di hari yang penuh liku; berkelok tanpa harus meminta tanda terlebih dahulu. Diperjalanan itu mungkin kutemui kerikil tajam yang membuat kaki berdarah-darah, hingga air mata tumpah-tumpah. Namun, siapa sangka Tuan yang kekal datang memeluk asa. Melukiskan mimpi diangan para pendosa. Hingga mata mampu melihat kejauhan hari; dimana matahari menguasai bumi. Lalu, aku bertekuk lutut dihadapan para pemuja. Aku ingin ikut kesana.
0 Response to "Kertas Bisu Berlumur Dosa"
Post a Comment