Ada arti dalam makna yang tersembunyi, sebelum terlalu jauh mengerti dan sebelum lanjut memahami, bicara tentang hati tidak akan pernah lepas dari yang dikatakan “cinta”. Apa itu cinta? Semacam tutur kata? Gurauan hati yang gelisah? Guratan jiwa yang resah? Atau jelmaan dari serpihan rindu yang tak tersampaikan? Entahlah. Masing-masing jiwa akan merasainya, mungkin disaat pagi itu menyapa, atau saat senja bergulir kelam. Mungkin saja saat lelap dalam mimpi yang semalam, atau kapan pun saat dia ingin menempati hati insan yang sedang sepi misalnya, atau memang sedang mencari apa yang diperlukan hati, terkadang. Berawal dari pertemuan, hingga gelak tawa bermesra dalam keheningan, menemukan sebuah rasa yang berbeda, yang tidak sama dari hati masing-masing mereka yang mencinta. Memulai dengan tatapan, dan terurai kata demi kata untuk menyebutkan maksud dari keinginan hati. Kita adalah unsur yang memberi kekuatan dalam cinta, “aku dan kamu menjadi kita”. Meski diantara simpul senyum itu tersirat luka, cinta masih akan bertahta. Cinta yang hakiki sewajarnya hanya milik Allah Azza Wajallah, maka sesungguhnya cinta atas cintaNya adalah hal yang harus dimuliakan. Dalam hidup takdir merupakan satu dari beberapa hal yang harus dipercaya, takdir adalah hal yang mempertemukan cinta, maka harus dipercaya bahwa cinta adalah takdir.
Seseorang kadang perlu berpikir dan memikirkan sebelum berbicara tentang sebab-akibat yang akan terjadi dalam kehidupan, bukan hanya untuk detik ini, tapi untuk hari nanti-dimasa yang akan datang. Kepercayaan tentang cinta yang hakiki akan membawa seseorang dalam memori jangka panjang, maka tidak ada alasan bagi mereka untuk mengelak bahwa cinta itu kebutuhan, tipikal yang harus dan memang akan ada untuk sebuah rasa, itulah manusia. Tidak akan pernah lepas dan atau tertinggal dari masanya, masa cibiran yang mengernyitkan mata, menulikan telinga, dan membuat imajinasi terangkai untuk menjadi sebuah asa-itu seninya cinta. Sesuai perjalanan kaki yang mulai rentah, cinta akan menjadi sebuah cita-cita. Hingga tiba masanya-cinta akan menjadi pemenang diantara keresahan karena emosi, ragu, bimbang, dan rasa takut kehilangan. Namun, disetiap jalan yang terlihat mulus, masih akan ada terjal yang harus dilewati, agar sampai di jalan yang datar setelahnya. Maka, sebagian cinta adalah perjuangan. Perjuangan atas dasar keikhlasan, untuk sebuah cita-cita yang dimuliakan. Jika dipahami, dalam perjalanannya cinta adalah hidup yang mengalir seperti seharusnya, ada nikmat yang tersirat, ada rasa syukur yang harus disyukuri, dan tidak akan ada rasa sesal diakhir pertemuan. Tidak akan ada. Terlepas dari itu, cinta merupakan jalan pikiran yang harus dikendalikan, bukan untuk bersenang-senang semata, tapi untuk bahagia selamanya. Tanpa tenggat waktu, detik terus bertambah menjadi sekian jam dalam sehari, rangkaian kata-kata akan tetap mengalir kepada mereka yang dicinta, maka dalam sepi yang mengundang air mata, salah satunya cara untuk menjaga cinta yang terlelap damai hanya dengan do’a. Maka jadilah cinta itu sebuah anugrah yang terpatri dihati tiap-tiap manusia. Bersyukurlah.
Munifa
Parangtambung, 07 Oktober 2013
0 Response to "Love Is Cinta "
Post a Comment