Kekuatan Tulisan Malam Ini

Aku ingin jalan dari tempat ini ke rumahku menjadi lebih dekat.

Kata seseorang; tuliskan tentang hal itu, maka jalannya akan menjadi lebih dekat (dengan bumbu-bumbu). Aku sedikit bingung, lalu menelaah maksudnya. Ha? Mungkinkah? Aku tidak paham. Bisakah? Aku tidak mengerti. Bisa jadi! Barangkali. Dengan berhalusinasi. Mungkin. Yah, Dicoba. Cek! Satu, dua, tiga! Testing!

Jika bisa mengapa tidak?

Aku mencobanya sekarang, menuliskan bagaimana rasanya jauh ditempat ini. Diujung kota ramai polusi, dengan aroma para pecandu kebebasan. Jangan tanyakan padaku bebas yang seperti apa maksud mereka itu? Akupun tak tahu menahu, dan memang tak ingin tahu! Biarkan mereka dengan dunianya, dan aku dengan diriku. Yah, begitu lebih baik. Karena sendiri pun aku masih hidup, meski tidak sebaik koloni-koloni kecil dipersimpangan jalan. Aku bukan mereka.

Aku hanya seorang biasa, yang datang dari rumah sederhana. Berbekal tekad dan keberanian, bermodalkan usaha dan do'a. Aku tidak kaya, bukan berarti aku miskin. Aku hanya tidak seberuntung mereka yang disana; yang duduk di dalam mobil Verrari merah hadiah ulang tahun dari ayahnya, atau apapun itu namanya, warnanya, model dan bentuknya aku juga tidak tahu. Percuma untuk membahas itu. Tidak ada hubungannya dengan duniaku. Dan juga tidak akan mengubah takdir hidupku.

Aku hanya ingin melangkah di jalan yang dipilihkan Allah untukku, tanpa harus menganggu jalur mereka yang terburu-buru mengejar dunia. Sekalipun jalanku kini jauh dari kedua orang tuaku, aku percaya Allah akan mendekatkanku suatu hari nanti; meskipun hanya dalam mimpi. Dengan sedikit tetes bening diujung alirannya aku menguatkan niatku, bahwa aku kesini untuk segera kembali kepada mereka sebagai tumpuan dan harapan.

Ajaib. Aku mersa dekat dengan mereka. :)

Karena aku mengingat mereka saat menuliskan ini. Mungkin itulah yang disebut kekuatan tulisan, yang tak terjamah oleh ranah logika.

Munifa
Parangtambung, 08 Januari 2014