Marahmu?! (Karenaku)

Harus berapa kali aku mengadu hal yang sama kepadamu? Bahwa aku butuh perhatianmu, bahwa aku ingin terus bersamamu, bahwa aku... aku cemburu... kepada siapapun  yang berada didekatmu.

Sudah kulahap semua sisa rasa sakit yang pernah engkau torehkan padaku; waktu itu. Aku memang terlihat baik-baik saja, tapi disini-di hati-ini, masih ada luka yang belum sempat terobati, sebab selalu saja engkau memberi goresan yang sama; rasa sakit yang sama; yang membuatku harus memeluk diriku dalam kesorangan. Tapi engkau masih tidak peduli.

Dan hari ini... mungkinkah engkau jenuh, apakah engkau bosan, ataukah engkau memang tak lagi ingin memperdulikanku, aku tidak tahu. Aku hanya bertanya hal yang biasa, bukan karena aku pura-pura tidak tahu, aku hanya ingin engkau memberiku sebuah berita, tentang kesibukanmu, siapa yang menemani makan siangmu. Aku ingin tahu; sebagai kekasihmu.

Apa aku salah?
Perasaanku ini wajar, kurasa. Karena memang sudah seharusnya aku bertanya demikian. Seharian aku menunggumu bicara, menunggu balasan dari pesan singkat yang aku kirimkan, tapi yang aku terima hanya pernyataan marahmu, saja.

Marahmu?! (Karenaku)


Tidak!!!
Engkau tidak marah, aku yang salah. Aku yang terus bertanya. Aku yang tidak sabar. Ah. Akhirnya tetap aku yang salah. 
Aku yang terlalu berlebihan, mungkin. Sehingga membuatmu merasa tertekan oleh sikapku, dan engkau merasa aku terlalu memaksamu untuk memberi sedikit kepedulian padaku. Maafkan aku. Maafkan aku. Sebagai kekasihmu.

Jangan marah lagi, karena marahmu membuatku sakit. Dan mungkin akan menambah rasa sakit yang dulu; karena cemburu itu. 

0 Response to "Marahmu?! (Karenaku)"

Post a Comment