Bergerilya dengan Nurani

Jangan dibaca! (Jika tidak dengan hati)

Siapakah yang akan mengerti jika bukan kamu?
Berulang kali kakiku ingin pergi, tapi hatiku memaksa tetap disini. Jawaban dari setiap pertanyaan masih belum menghampiri, apakah kamu tak lagi peduli? Ketika tanganku tak sanggup lagi meraih jemarimu, ketika mataku tak lagi bisa menatapmu, apakah aku juga harus berhenti memikirkanmu?

Bergerilya dengan Nurani

Desakan rindu membuat napasku tidak beraturan; ritmenya berbeda, berlomba, saling mendahului, dan membuatku sesak lebih sering. Apalagi yang bisa kulakukan? Aku hanya debu yang ikut kemana angin membawaku. Tapi aku juga tidak bisa terus seperti ini, aku harus menjalani hidupku seperti caramu hidup. Aku ingin tertawa seperti bagaimana kamu tertawa. Aku juga ingin bahagia, seperti bahagia yang kamu rasakan. Tapi hatiku? Aku tidak tahu apakah hatiku juga bisa bertahan seperti bagaimana hatimu bertahan dari dukamu. Apakah hatiku mampu melawan kesedihan seperti hatimu yang berusaha tetap bahagia meski terluka. Apakah bisa? Aku mencoba mengerti hatiku. Tapi logikaku tak mampu menghalau segala rasaku. Ah, ini hanya kata-kata, bukan untuk apa-apa.

Sumber tulisan: https://www.facebook.com/notes/munifa/bergerilya-dengan-nurani/827513223960390
Sumber gambar: http://apaixonadaporpoesias.blogspot.com/2012/09/a-pergunta-do-coracao.html

0 Response to "Bergerilya dengan Nurani"

Post a Comment