Aku akan susah mengartikan hadirmu, akan sulit menyapa bayanganmu. Kau tahu? Bagaimana rindunya aku kepada bayangan yang tatkala hadir dalam mimpiku?
Rindu.
Bahkan hariku menjadi sangat sedih, mengharukan bila ku sadari tak ku temui hadirmu hari ini, tak ku dapatkan potret senyummu yang dulu tak pernah lepas dari untaian kata-katamu.
Rindu.
Semua menjadi sangat rumit untuk ku hadapi, bahkan aku tak tahu bahwa bayangan itu sekali lagi menjauh entah itu jauh karena tempat, jauh karena waktu, atau jauh karena harus.
Seringkali ku rasai siksa batinku yang menunggu hadirmu, menunggu sapamu, menunggu setiap kata-kata unik yang kadang ku artikan lebih dari biasa. Aku mungkin terlalu naif, lalu tergesa-gesa mengartikan itu indah. Tapi, itulah rasaku inilah kata qalbu relung terdalamku. Aku mengatakan apa yang ingin aku katakan, aku katakan apa yang telah aku rasakan. Sekalipun aku tak meminta balasan atas kata, atas kalimat, atas rasa atas cinta yang ku miliki dan telah ku berikan sepenuhnya kepada seorang maya itu kau. Aku akan tetap merasai menjiwai merangkainya dalam bingkai hati yang telah ku lukis indah bersama bunga terindah kasihku. Walaupun mungkin hanya aku, walaupun cuma hatiku, hanya hasratku dan hanya inginku.
Gerimis, rintik hujan rintik rintik. Ku nikmati setiap percikannya ketika menyentuh kulitku, aneh lucu rasanya rintikan itu menyimpan tanya. Dia mencoba menggodaku mencari tahu siapa yang aku pikirkan, siapa yang aku rindukan, siapa yang telah menjatuhkan cintaku. Gerimis mengusap lembut menjatuh perlahan sedikit-sedikit. Seakan bercerita tentang kau yang menjadi tanda tanya baginya, siapa itu kau?
Gerimis tak mengganti hujan, dia tetap gerimis.
Akhirnya aku tergoda dan larut dalam cerita
Aku dan Gerimis.
, ku beri tahu gerimis siapa itu kau? Dan kenapa aku mencintai itu kau?
Sedikit tatapan mirisnya menghujam kepadaku, dia mulai tersenyum senyum. Ah gerimis pun menertawaiku yang terpingkal-pingkal karena larut dalam rasaku sendiri. Gerimis, mulai mengerti mulai paham lalu dia membiaskan cahaya matahari membentuk lukisan nyata tapi tak dapat disentuh. Dia memberiku hadiah, indah sangat indah 'Pelangi'. Gerimis itu tidak hanya melukis pelangi tapi juga menggambar senyum sembari bahagia kepadaku.
Aku suka gerimis.
G E R I M I S
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kalau dah 30 postingan, ku bantuin percantik blog nya deh... smangat ya... ^_^
ReplyDelete