Ketakutanku pada Hari Esok

Air mata kembali mengepungku, memberi resah tanpa batas di kepalaku. Rasa takut meremas mengempiskan dadaku, menjerit pun aku tak mampu. Dunia seperti panggung sandiwara yang benar nyata, meski tanpa naskah alurnya tetap kurasa. Aku tokoh tak tahu dialog yang semestinya, gagu sekejap bisu mengekang. Kukatakan dengan keyakinanku, aku masih dan akan tetap bertahan pada apa yang telah ku miliki hari ini. 

Ketakutanku pada Hari Esok


Nanti, esok yang menjadi cerita sebelum nanti. Apa yang bisa ku perbuat untuk esok? Haruskah aku pasrah meski hatiku tak ikhlas? Tersenyum tapi air mata tak lagi bisa kutahan. Haruskah dengan berlari, meski berjalan pun aku tak mampu? 
Aku takut pada hari esok yang tak pernah kita tahu. 

Bukan karena takut terluka, atau kecewa lebih dalam, tapi takut senyum itu tak lagi bisa kupotret sesukaku. Takut tawa itu tak lagi bisa kurekam dan kusimpan untuk kembali kudengar ketika aku rindu. Takut jika jiwa itu tak bisa kubekap dan merasakan ketenangannya ketika bersamaku. Takut, mata itu tak lagi jadi tatapanku. Takut tangan itu bukan lagi yang merangkulku. Takut hari-hari setelahnya menjadi kesedihan yang harus kupendam selama hidupku. Takut rasa itu bukan lagi milikku. 

Dan apa kau rasa, ketakutanku bisa membunuhku perlahan sebelum esok yang aku takutkan?

0 Response to "Ketakutanku pada Hari Esok"

Post a Comment