Aku Tahu Kamu
Rasanya sudah berbeda, hari ini terjadi banyak hal yang tidak biasa. Engkau diam, dan itu menjadi beban. Aku seperti tak mengenalmu sekarang, yang biasa tersenyum saat aku tertawa, dan saat aku sedih engkau mengaduh. Kini aku menerawang dalam sepi, karena engkau tiada kembali, dan aku sendiri menikmati hari. Dalam keterpurukan yang menjadikanku tidak biasa mengatakan ini, seperti sebentar lagi akan menjadi satu-satunya belah yang engkau tinggalkan; sendiri.
Siluet wajah malam kutemukan tak bergemintang, teduh dalam balutan awan hitam di peraduannya. Membuatku semakin merasa jauh dari sebuah kata yang yang dulu pernah menjadikan kita sebagai tanda tanya. Hingga mereka lelah mencari makna dalam kiasan kata-demi-kata, yang engkau titipkan pada secarik kertas di atas meja kayu si tuan, sambil menyeruput secawan berkah yang tersirat di dalamnya. Aku tidak tahu membahasakan kalimat-kalimat yang menjadi pelengkap kala malam menggantung di angkasa raya. Yang menemani mataku menerka-nerka maksud huruf-huruf yang berderet di beranda. Aku tahu, engkau merasa. Sehingga hatimu engkau bukakan. Lalu, haruskah dengan kebisuan? Lalu engkau kembali pulang? Tapi hendak kemana kakimu melangkah? Tidak pantaskah aku mengetahuinya? Ataukah aku hanya perlu tahu kamu sedang apa lalu kembali membungkam dalam diam?
0 Response to "Aku Tahu Kamu"
Post a Comment