Harapanku...
Aku yakin, bahwa engkaulah seseorang yang kuinginkan. Ketika bersamamu kurasakan rindu itu ada. Cerita dengan dimensi yang berbeda. Hanya waktu yang bisa menentukan pertemuan kita. Aku percaya. Hatiku gelisah menulis ini, namun ini bukanlah serpihan kata terakhirku. Ini seperti sengketa ditiap lisanku, menenangkanku dan sedikit melegakan kesesakan dalam rongga dadaku.
Dalam temaram sinar bulan, aku harus merapal rindu sendiri. Lagi. Bersemayam dalam diam, menunggu waktu untuk bicara. Mungkin sangat melelahkan bagi sebagian orang, tapi bagiku ini seperti dogma mencintai seorang hamba kepada tuannya. Meski, genangan rindu mulai menebarkan kesedihan, berbaur dengan buih-buih air mata. Karena ini cinta. Yah, cinta. Cinta yang kurasa sangat sederhana dalam segala cerita. Tanpa campur tangan mereka, inginku. Mencintai tanpa niat untuk menyakiti. Itu saja.
Dan hari ini. Alam membawa aku dan kamu. Yah, sekali lagi kukatakan; untuk kesekian kalinya; aku dan kamu. Kita. Menikmati malam dengan sentuhan keromantisan musim penghujan. saling terikat dalam kesamaan, juga keterpaduan. Seperti sepotong kenangan, bertemu lupa dan lalu rindu menggelitik kita. Kita terjebak, berdua. Dalam kubangan kenangan yang menyeruakkan bau basah, tentang kisah, tentang masa, tentang cita dan harapan kita. Duduk berangkulan, saling memuja dan memuliakan cinta.
Kamu, pemilik rinduku bertahta dalam anganku. Bisakah cinta ini kita nikmati berdua saja? Tanpa ada dia atau mereka yang lain. Cukup aku dan kamu. Merasakan rindu yang enggan pergi.
Jika Cinta ini milk kalian berdua sj, bgmn dgn org lain yg jg merasakan cinta...???
ReplyDeleteMasingmasing kita mempunyai cerita tersendiri. Cinta memang dirasakan semua orang namun dalam ceritanya cukup berdua saja. :D
ReplyDelete