Hidup kuandaikan dua dimensi, berbeda tapi tetap satu bersatu menciptakan dimensi ketiga. Dimensi pertama adalah aku, dan dimensi kedua adalah takdir yang telah tergores dalam genggamanku. Dan memang seharusnya kedua dimensi itu menjadi dimensi ketiga yang kusebut perjalanan.
Dalam perjalananku, di atas takdir yang telah harus kujalani aku bisa saja tergelincir jatuh dan merasa sakit. Jatuh adalah bagian dari takdirku, untuk menguji sekuat aku melawan rintangan terhadap jiwaku. Aku kembali menghidupkan setiap centi semangatku, berdiri dan bangun untuk membangun keinginanku. Sebelum dimensi lain mendahuluiku. Aku harus segera meraih bahagia di dalam dan akhir penantian itu.
0 Response to "Jatuh untuk Bangun"
Post a Comment