Rembesan Dunia Paralel

Sudah semampuku menahan gejolak yang meraung-raung dalam benakku; sebentar lagi menerkamku dan lalu aku hilang-agar tak ada lagi kesakitan yang datang menghampiriku. Aku sadar, separuh jiwaku kini telah engkau bawa, dan separuhnya itu engkau titipkan pada dedaunan yang, sebentar lagi menggugurkan dirinya. Aku paham, aku mengerti, sebisaku mencoba menghidupi rasa ini; rasa yang kerap kali mendatangkan rindu; membentangkan harapan di atas pilar-pilar kehidupan. 
Rembesan Dunia Paralel

Pada daun-daun itu, aku merapalkan segala kesah yang, menindihku dan menjatuhkanku sesekali. Dan lalu aku, hanya bisa melawannya dengan lengkungan; yang tertoreh di permukaan. Menunggu petang, menghimpunku dalam pekat; membekapku dalam dingin yang mengeroposkan tulang-tulang yang sebentar lagi melapuk. 

Apa yang kupikirkan? Ah, tak ada. Aku hanya berkhayal.

Sumber gambar : http://1.bp.blogspot.com/
Diadopsi dari catatan Facebook Munifa Unhy

0 Response to "Rembesan Dunia Paralel"

Post a Comment