Tanpamu Aku tak Berarti

Aku seorang yang tak tahu menahu ketika mereka bertanya kenapa aku masih sendiri. Aku tak pernah berani menjawab tanpa alasan yang meyakinkan, aku hanya tersenyum menandakan kata maaf tanpa suara. Mereka mengangguk paham, lalu diam dalam keingin tahuan. Iya aku masih sendiri, sendiri melewati hari yang semakin lama semakin terkikis oleh waktu. Sudah sejak lama, aku tak lagi berpikir siapa yang akan menjadi pendamping hidupku. Yang ada dibenakku bagaimana aku membahagiakan orang tuaku. Mereka adalah satu-satunya aset yang tersisa dari realita hidupku. Akan ku jaga dan ku rawat hingga tanganku tak mampu lagi menulis, hingga kakiku tak mampu lagi berlari. Walaupun kadang aku mendapatkan pertanyaan yang sama dari mereka. 
"Nak, kapan ibu bisa melihatmu duduk dipelaminan"? Ujar ibuku pelan. 
"umm, anu bu... Aku... Aku... Sudahlah bu, aku tak tahu jawaban pertanyaan ibu." Jawabku masih sama seperti sebelumnya. ''Umrah, ayah sudah tua, tapi ayah belum pernah melihat anak ayah satu-satunya belum menemukan pendamping hidupnya.'' Sambung ayahku memberi isyarat yang sudah ku tahu maksudnya. 
"Maafkan Umrah ayah, takdirku mungkin bukan saat ini." Jawabku pelan meyakinkan kebenaran. 

Memang sudah sejak lama, setelah dia pergi ke negeri seberang mencari ilmu, aku masih saja tetap setia pada rasaku, aku memang pernah mencoba untuk berhenti dan melupakan rasa yang tercipta untuknya, tapi entah apa yang membuatku tak pernah bisa melupakan segalanya tentang dia. Banyak dari mereka yang lain datang menghampiri hatiku yang sepi, tapi tak pernah ada yang bisa menyamai sosok Fajrin dihatiku. Senyumnya yang meredupkan kegelisahan, tatapannya yang teduh membiaskan keresahan. Aku tiba-tiba ingin bertemu dengannya, bercerita tentang masa lalu, tentang canda yang tercipta karena kebodohan yang aneh. Aku tersenyum sendiri mengingatnya, aku malu pernah melewati itu bersamanya. Serumpun rindu menumpuk dalam harapan bertemu dalam impian, akankah sama perasaan ini dengan rasanya. Aku tak tahu banyak, aku bukan paranormal yang bisa tahu segalanya, tentang masa lalu dan masa yang terjadi sekarang. 

Satu tahun, berlalu tanpa mereka Dea dan Fajrin. Waktu terasa sangat cepat, tidak ada yang menarik dari sebuah cerita, tidak ada yang menjadi sumber inspirasiku saat ini, aku terjeruji oleh rasa sepi, tak ada yang berusaha melepaskan kuncinya agar aku bisa bebas berlari mengejar impian. Tapi, apalah artinya seorang aku tanpa sahabat bersamaku, apalah arti kebahagiaanku jika tak ada sahabat yang tertawa bersamaku. Siapa aku jika tak ada mereka dalam hidupku. Aku bukan siapa-siapa, aku hanya seorang wanita yang siap hidup pada lingkaran yang sama.

0 Response to "Tanpamu Aku tak Berarti"

Post a Comment