Petang kembali membelenggu hari yang makin pekat oleh kegelapan melahap jalan-jalan yang berdebu membawa kesunyian pada dinding-dinding berlapis kayu Desir angin menyambar pintu-pintu rumah yang masih menggantung menggugurkan semangat memekarkan kantuk, memaksa mata menyimpan lelah di lemari rasa yang kian lapuk Berada di sini di rumah ini kurasa kehangatan siap memeluk setiap waktu membiaskan rindu pada kenangan masa lalu aku masih ingin di sini menjadi anak ibu yang berlari dengan kaki kecil menelusuri setiap ruang dan lorong sempit bertualang dalam ranah imaji yang hanya bisa kunikmati sendiri Tak ada batasan antara dunia nyata dan bayang-bayang semu tentang dunia luar aku masih ingin di sini di rumah ibu yang sederhana ini
Aku Rindu Kita yang Kemarin
Karya : Munifa
Mataku mulai sembab
Menapaki jejak yang tersapu angin
Rintihku mungkin tak jua kau dengar
Lantaran jemarimu sibuk mengoyak …Read More...
Oh Peter
Dan... malam terus mengusik ketenanganku...
Menyembunyikan bintang dan rembulan dari pandanganku
Kemana hendak aku mengadu
Sedangkan hati…Read More...
November Rain
Karya: Munifa
Embun di kaca jendela masih tersisa
Meninggalkan jejak hujan di kemarau yang panjang
Selamat pagi katamu menyapa…Read More...
Aku Rindu Kita yang Kemarin
Mataku mulai sembab
Menapaki jejak yang tersapu angin
Rintihku mungkin tak jua kau dengar
Lantaran jemarimu sibuk mengoyak kertas di k…Read More...
0 Response to "Indahnya Ramadhan #5"
Post a Comment