Indahnya Ramadhan #2

Embun di Pelupuk Mata

Indahnya Ramadhan #2
Coretan pena : Munifa


Fajar mulai menyingsingkan lengan
memberi warna pada wajah dunia
kelam kini bias oleh cahaya
berpendar diantara dedaunan
di sudut jendela tua ibu merenungkan pagi
masih menanti
bayi kecil yang kini telah berlari

Wajah tirusnya kini semakin layu
termakan oleh waktu yang kian berlalu
di sana, di balik senyum tabahnya
tersirat kerinduan yang menggebu
matanya pancarkan harapan penuh kasih
inginnya rindu ini terbebaskan hari ini

Setitik embun menggantung di pelupuk mata
rindu mungkin sudah beranak akar
hingga tak ia sadari
butiran airmata kini saling berkejaran
jatuh tak beraturan
embun menjelma hujan
dik, kapan kau kembali?


Puisi untuk ibu.
Menyaksikan betapa kerinduannya tak lagi bisa ia bendung.
Ramadhan memang memberi cerita. Bahkan ketika jauh dari pelukan ibunda.
2 Ramadhan 1436 H.

Sumber gambar : https://penarevolusi.wordpress.com/2010/07/29/ketika-kasihnya-tak-seindah-lagu/

Related Posts :

  • Luka yang TersisaKepada hati yang masih menyimpan sisa luka~semoga kelak kau kan bahagia. Pedih tergores dalam sukma Hingga kering air mata tak ber… Read More...
  • Setelah Air Mataku Kau Bendung Aku percaya pada takdir yang mempertemukan kita, deretan peristiwa yang telah terjadi  kusimpan rapi; sebagai rekam jejak kenangan yan… Read More...
  • Aku PadamuAngin berembus membangunkan dari lelap tidurku Kuintip langit dengan tempias sinar bulan; yang masih sibuk mengawasiku Lautan bintang  … Read More...
  • Dua Mei Dua Mei dua ribu tiga belas A B C D E 1 2 3 4 5 1+1=2 2-1=1 Pendidik yang mendidik. Ketika tak ada yang berani untuk bersuara mereka m… Read More...
  • Mencintaimu dengan Terlalu Aku hanya wanita biasa yang ingin terus mencintaimu meski setiap waktu kutak tahu apapun tentangmu... Ini aku... Aku hanya ingin menjadi s… Read More...

0 Response to "Indahnya Ramadhan #2"

Post a Comment