Ketika Rindu Hanya Sebatas Rasa

Ada yang sedang sibuk mengobati lukanya. Membalut perasaannya dengan kesabaran, atas apa yang telah diterimanya, sebagai duka yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Dia masih menyimpan rasa takut yang sama, ketika dua bola mata tertegun di hadapannya, menatap luruh hingga ke kedalaman hatinya. Rasa takut karena pengabaian, atas rasa yang tak bisa dia kendalikan.

Aku melihatnya menangis, dari sudut yang berbeda; tak terlihat olehnya. Aku diam-diam mengikuti gerak langkahnya, mengawasinya, mengintipnya yang bersembunyi di balik rupa kepura-puraan. Pura-pura tertawa, tapi dia menangis. Pura-pura tersenyum, tapi dia sakit. Aku melihatnya, dan merasakan apa yang dia rasakan. Merasakan sakit yang dia pendam. Tertawa bersamanya dalam kepura-puraan. Berlari, bersembunyi dan menangisi hal yang sama.

Aku dan dia sama, merindu tapi tak dirindukan. Aku menyadari betapa rasa ini mempermainkan hati sesukanya. Bahkan dia tak lagi mampu mengobati lukanya sendiri. Terlebih saat aku menyadari betapa sakitnya, ketika harus merasakan rindu yang tak bisa dikatakan. Merasakan rindu yang hanya bisa dipendam. Rindu yang terus mengganggu tanpa jeda waktu yang membatasinya. Rindu yang kadang menyadarkan aku, menyadarkan dia, menyadarkan mereka bahwa tak semua rindu bisa digenapkan. Rindu hanya rasa, dan tidak akan bisa berubah jadi apapun juga yang kita inginkan. Bahkan untuk sebuah pertemuan. Ketika rindu hanya sebatas rasa, aku tak perlu banyak bicara.

Ketika Rindu Hanya Sebatas Rasa

Namun, rindu terus saja bertahta, tak pernah ingin kalah. Aku yang mengira kuat ternyata lebih lemah daripada dia yang terus berpura-pura kuat. Tanpa kusadari air mataku meleleh, menghujaniku, membasahiku. Dan dia, dia melihatku bersembunyi, menguatkan aku, mendekapku, menenangkanku dengan kedua tangannya. Aku... aku terbangun dan menyadari, bahwa aku adalah bayangan yang bersembunyi di balik cermin di hadapannya.

Sumber gambar: http://meworldwords.blogspot.com/2010/06/bayangan.html

0 Response to "Ketika Rindu Hanya Sebatas Rasa"

Post a Comment