Cinta yang Tak Terlihat

Prasangka. Curiga. Dan rindu. Tiga hal yang selalu merasuki pikiranku tatkala aku tak bisa menemukanmu. Saat waktu mengurungmu di ruang yang penuh dengan rak-rak kesibukan. Bagimu aku mungkin berlebihan. Tapi itulah caraku menjagamu, menjaga cinta yang-tak perlu kukatakan berulang kali agar kau mengerti aku. Karena seharusnya kau sudah bisa membacanya dari mataku.

Cinta yang Tak Terlihat

Menatap punggungmu saja aku berdebar. Bagaimana jika aku menatap matamu? Aku tak berani. Sungguh. Aku takut jika yang kutemukan di sana bukanlah bayanganku. Aku takut jika aku melihat sosok orang lain yang lebih daripada aku. Orang lain yang lebih menutup auratnya. Lebih baik akhlaqnya, lebih tulus kecintaanya kepada Allah. Dan lebih menjaga sholatnya. Aku bisa apa? Aku hanya bisa terus memperbaiki diri. Bukan aku takut selain daripada Allah, ini perasaan takut yang lain-yang aku sebagai manusia tidak ingin merasakannya. Ini perihal hati dan kehadiranmu. Itu saja.

Dan jika, kelak kau temukan sosokku dengan penuh luka itulah bukti betapa keras aku berjuang. Berjuang mempertahankan cinta ini. Cinta yang dengannya aku berusaha hidup dan menutup mata dari setiap ketidaksempurnaanmu dan ketidakpekaanmu untuk dapat membaca maksudku. Maaf. Mungkin egoku terlalu sering bicara. Tapi ini aku. Wanita lugu yang begitu mudah tenggelam ke dalam rasamu.

0 Response to "Cinta yang Tak Terlihat"

Post a Comment