Mengepung Rasa dalam Diam (Tidak untuk Dibaca)

Malam kembali dengan setumpuk pertanyaan yang masih ragu untuk kujawab. Hanya begitu sajakah apa yang kau sebut pengorbanan? Menabur benih tapi tak kau tuai setelah ia tumbuh, tak lagi kau siram dan tak kau jaga-akhirnya layu sebelum ia berbunga. Kau dengan tega, pergi begitu saja tanpa sepatah kata. Kukira kau sedang berjuang, nyatanya kau hanya dipeluk rasa sesaat. Dan aku percaya begitu saja? Salahku. Terlalu kaku kemudian layu.
Mengepung Rasa dalam Diam (Tidak untuk Dibaca)


Cinta? Sudahlah. Rasa bukan lagi untuk diperbincangkan. Biarkan menjadi halaman kosong yang tak harus diisi dengan kisah. Begini saja, walau hati ingin sekali berontak, diam meski kuterluka. Aku terluka bukan karena kepergianmu-bukan salahmu, aku hanya terluka karena aku tidak bisa menjaga hatiku. Membiarkannya jatuh dan tak dapat kutumpu segala beban akibat kehilanganmu. Itu saja. Aku yang salah. Hatiku yang terlalu rapuh untuk bertahan.

Aku akan belajar pelan-pelan. Mengubur rasa yang pernah bertunas, agar tak tumbuh dan berbuah kekecewaan. Aku bisa apa? Aku hanya wanita biasa yang juga punya mimpi dan harapan.

0 Response to "Mengepung Rasa dalam Diam (Tidak untuk Dibaca)"

Post a Comment