Diantara Potongan Ketupat

Diantara Potongan Ketupat
Kemenangan kita dihari nan fitrah


Berakhir...
Ada gelak tawa disana, ada juga yang menangis tersedu-sedu disini. Teriakan para pemuda, tawa bocah-bocah, suara knalpot yang meletup-letup menambah kebisingan,  ledakan petasan, gemercik api yang mengangkasa dan gema takbir yang berkumandang menjadikan malam ini, malam kemenangan ini menjadi sebuah kenangan yang mungkin akan mereka rindukan, atau ada yang tidak dan melupakannya begitu saja. Mungkin.

Sadar ataupun tidak, perjalanan waktu masih terus berputar, mengukur detik kemenit atau menit kejam. Menambah garis tahun diwajah, mengurangi waktu hidup di dunia. Pertanyaan yang tidak akan pernah kita tahu jawabannya sebelum dia kembali adalah "Bisakah kita berjumpa lagi dengannya? Nanti?!" Bisakah?

Tapi, kita seakan tidak peduli, kita masih saja tertawa dan ikut bernyanyi bersama mereka yang menghamburkan sebagian hartanya hanya untuk kesenangan yang semata, tanpa ada kepuasan, lagi dan lagi, tanpa berpikir esok masihkah bisa begini? Diantara mereka ataupun kita yang tertawa malam ini, masih ada yang harus menahan lapar esok hari. Dihari kemenangan katanya? Tapi tidak ada yang memenangkan mereka, yang membekap dirinya dalam kegelapan, yang berpelukan dalam kelaparan, dan terseduh karena diasingkan.

Ketupat lebaran penuh berkah, beruntungnya kita yang masih duduk di meja makan dan menikmatinya bersama lauk yang nikmat. Sangat beruntung. Namun, bagi mereka... Sepotong ketupat, sepotong saja tanpa lauk sekalipun itulah nikmat terbesar untuk mereka. Sepotong ketupat yang dibeli dari hasil lembaran-lembaran plastik di jalanan yang dikumpulkan, bagi mereka sampah itu adalah harta yang terbuang, sedangkan bagi kita, sampah adalah hal yang menjijikkan. Jorok, kumel, bau, tidak sedap dipandang, begitulah cerutu yang menggerutu dari diri kita. Sedangkan mereka, mereka rela membersihkan tanah yang berdebu untuk kesenangan kita. Tapi, mereka tetap bersyukur. Tetap menikmatinya sebagai sebuah keberkahan.

Beruntungnya kamu, yang memiliki segalanya! Maka, nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?!

07 Agustus 2013

Related Posts :

  • Perjalanan Kita Harus kusebut apa kisah ini? Kita berjalan begitu pelan, hingga waktu dua tahun terasa begitu lama. Kita yang dulunya malu-malu untuk b… Read More...
  • Akhirnya Harus Kuakhiri Aku... kini berjalan sendirian, bertengger pada senja yang kian meredupkan warnanya; ketika malam mulai mengusirnya. Aku seorang yang berte… Read More...
  • Pemilik Rasa Kau! Telah kupilih, tanpa ragu-ragu kukatakan itu kau. Rasaku mungkin sedikit aneh, aneh untuk mereka yang tidak merasainya. Sehingga akan… Read More...
  • Diantara Potongan Ketupat Kemenangan kita dihari nan fitrah Berakhir... Ada gelak tawa disana, ada juga yang menangis tersedu-sedu disini. Teriakan para pemu… Read More...
  • Cinta dan Tangan Tuhan Orang lain tidak akan pernah percaya bahwa kau dan aku memiliki kisah karena mereka tidak pernah tahu bahwa cinta adalah satu-satunya bunga… Read More...

0 Response to "Diantara Potongan Ketupat"

Post a Comment