Demi apapun aku telah menyerah, dalam segala harapan, untuk
setiap mimpi dan cita-cita. Jika aku tidak lagi bisa menemukanmu, kemana lalu
aku harus pergi dan menetap? Sedangkan sukmaku berontak ingin kembali
menemuimu. Walau aku tahu, mungkin bagiku hanya ada sedikit waktu untuk memeluk
bayanganmu; hanya bayanganmu.
Mimpi itu membuatku sangat takut kemudian. Aku takut jika
sesuatu hal akan terjadi kepada kita; yang mencoba bertahan disetiap masalah
yang member alur dalam cerita kita.
Cinta…
Saat itu aku tersadar. Aku bukanlah sekuntum bunga yang bisa
mewarnai jalanmu, aku bukan pelangi yang mengindahkan langitmu, aku bukan lagu
yang bisa menemani kesepianmu. Aku hanya “aku” yang bisa mencintaimu melebihi
apapun. Tapi bagiku, kamu adalah warna yang mengindahkan setiap hari dalam
kesendirianku.
Maafkan aku…
Maafkan aku yang tak bisa berhenti mencintaimu. Maafkan aku
yang tak pernah bisa berhenti untuk mengikuti langkahmu. Aku yang tak ingin
pernah jauh darimu. Aku yang ingin utuh hanya denganmu.
Terima kasih cinta…
Karena ketulusanmu yang menerimaku sebagaimana adanya
diriku. Terima kasih karena telah membiarkanku terus berada di jalanmu. Kamu
yang selalu berada di dekatku. Kamu yang membuatku utuh dengan kasih sayangmu.
0 Response to "Karena Cinta"
Post a Comment