Sebelum ini aku tidak pernah menyangka jalanku disini. Ketika sebuah pilihan mengharuskanku mengorbankan sesuatu yang, sebenarnya juga ingin kujaga. Aku tidak bisa mengerti pun memahami, mengapa langit dan bumi menghujatku kejam meninggalkan sosok itu disana. Padahal mereka (langit dan bumi) tahu, bahwa tidak semua yang diharapkan bisa dimiliki, untuk selamanya. Aku sendiri bingung, dan haruskah aku membiarkannya semakin rumit untuk kita jalani?
Hanya kepada angin, kepada hujan yang menggenangi kelopak mataku sesekali; saat aku mengingat betapa dulu kita saling merangkul kelemahan, menguatkan harapan, dan membangun cinta. Hanya kepadanya aku bercerita, tentang rasa dan prasangka. Haruskah kusebut itu cinta setelah hari ini? Aku rasa engkau sudah tak ingin. Bahkan membayangkannya, tak akan mungkin.
Semenjak hati itu, aku menyadari betapa sulitnya melepaskan, betapa sakitnya kehilangan, dan rasanya jatuh dari ketimpangan; karena berharap tanpa bersiap untuk sebuah kegagalan. Aku sendiri melihatnya menangis, tapi aku tak mampu berbuat apa-apa lagi. Dan hari ini, percaya itu engkau larungkan dit tepi hati yang paling ingin engkau hilangkan. Dan jika engkau tak percaya lagi, biarkan sayapku mengepak tanpa harus berhenti; meski sejenak saja; bahkan untuk melepas rindu yang telah lama terpatri. Lalu aku bisa apa lagi?
0 Response to "Jika Engkau Tak Pecaya (Lagi)"
Post a Comment