Bisikan aneh itu tidak jua bosan, terus mengikuti kemana pun jalan yang menjadi tujuan. Ketika yang datang itu impian, aku masih harus menunggu hingga pagi itu datang, kerana malam menyimpan mimpi yang tak bisa ku tebak maknanya. Kepada bintang yang mengintip diantara celah ranting yang bergoyang, dan kepada hati yang tak jemu-jemu kurindukan, aku menyimpan banyak harapan. Harapan untuk hari tua.
Disana, dalam sebuah mimpi yang pernah menjadi cuplikan terlama. SAMAWA yang paling ku ingat. Dimana Cinta dan Tangan Tuhan menyatukan kita. Keluarga yang bahagia tanpa keresahan tidak akan makan, keluarga yang tekun tanpa rasa takut tidak bisa bernapas, yang penuh cinta tanpa rasa ketidakadilan. Disana, sebuah keluarga kecil dengan kesederhanaan yang luar biasa istimewa. Tidak butuh istana, cukup dengan atap yang tak bocor, dinding yang tidak robek, dan sebidang tanah untuk membangun rumah kecil untuk menguji samawa. Cukup dengan itu, akhlak dan iman bersatu dalam kekuatan dan ketabahan, serta kesyukuran. Semoga SAMAWA!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Keluargaku SAMAWA"
Post a Comment